Mau Nikah Tapi Lagi Resesi dan Pandemi jilid ke 2? Simak Tips Berikut Ini


Mau Nikah Tapi Lagi Resesi dan Pandemi jilid ke 2? Simak Tips Berikut Ini


Pernikahan nan megah, mengesankan dan tak terlupakan, tentu menjadi idaman setiap pasangan. Namun, pesta mewah juga identik dengan biaya yang mahal, mulai dari puluhan juta hingga miliaran rupiah. Lantas, bagaimana jika berencana melangsungkan pernikahan di tengah suasana pasca pendemi dan awal resesi saat ini?



Sejatinya, pernikahan adalah upacara mengikat janji dan peresmian ikatan perkawinan secara norma agama, hukum, dan sosial. Pernikahan yang megah, pesta yang mewah adalah pilihan yang tergantung pada situasi dan kondisi. 


Baca juga artikel tentang : Berani Menikah Dimasa Resesi?, Bukan Hanya Persoalan Menghalalkan Yang Halal Saja


Nah, di masa pasca pandemi Covid-19 dam awal gerbang resesi di tahun 2023 ini, banyak pasangan lantas mengambil sikap yang realistis dengan memilih untuk tetap menikah di Kantor Urusan Agama (KUA) atau mengadakan resepsi pernikahan sederhana bersama keluarga kecil. Alasan utamanya adalah lemahnya perekonomian akibat lesunya permintaan di setiap sektor perekonomian. Selain lebih aman, opsi ini juga murah. Ketika sepasang calon pengantin memilih untuk menikah di KUA, maka mereka tidak akan dipungut biaya. Sementara, jika pernikahan diadakan di luar jam kerja, maka pasangan pengantin akan dikenakan tarif sebesar Rp600 ribu. 


Namun demikian, bagi sebagian besar orang, merayakan pernikahan dengan pesta, meski di tengah resesi, juga masih menjadi pilihan. Untuk pilihan yang satu ini, pasangan harus pintar-pintar mengatur segala pengeluaran agar usai menikah, kantong tetap aman. karena fokus anggaran pasca pernikahan jauh lebih penting. 


Di satu sisi, masa awal resesi yang menimbulkan ketidak pastian ekonomi mengharuskan setiap pasangan memprioritaskan pengeluaran yang bersifat kebutuhan ketimbang keinginan. Di sisi lain, risiko akan bengkaknya pengeluaran karena pesta pernikahan tentu ada, mengingat jasa vendor pernikahan tidaklah murah. Agar kantong tetap aman dan pesta juga berjalan. 


Baca juga artikel tentang : Upaya Menabung Saat Kondisi Keuangan Mengalami Penurunan, Anda Perlu Tahu Caranya!


Berikut sejumlah tips menarik bagi mereka yang berniat menggelar pernikahan di masa-masa sulit dan resesi ekonomi saat ini.


Pertama, tentukan waktu dan anggaran biaya pernikahan di awal. Dengan menentukan dua hal ini, Anda bisa mempersiapkan dana dengan mudah lewat instrumen investasi yang anda miliki. Selain itu, anda pun bisa mewaspadai pembengkakan anggaran yang muncul pada hari pelaksanaan. Pastikan bahwa biaya pernikahan tidak menguras tabungan yang anda miliki, yang artinya Anda masih memiliki aset lancar (tabungan, kas, dan setara kas) sebesar minimal 15% dari kekayaan bersih saat ini. 


Dari seluruh anggaran yang anda persiapkan, jangan habiskan seluruhnya untuk keperluan vendor penunjang pernikahan. Alokasikan 10-15% dari total biaya untuk membeli seserahan, dan sisakan sekitar 10-15% lainnya untuk berjaga-jaga ketika ada kebutuhan administratif yang harus dibayar. 


Baca juga artikel tentang : 10 Konsep Pernikahan Dan Dekorasi, Yang Bisa Jadikan Pilihan Untuk Pernikahan Anda


Kedua, jangan mamakai dana darurat untuk gelar pesta. mengalokasikan dana darurat amatlah tidak dianjurkan. Fungsi utama dana darurat adalah mencegah risiko hilangnya pendapatan karena pemutusan hubungan kerja (PHK), atau menalangi biaya-biaya operasional sehari-hari yang bersifat darurat. Oleh karena itu, jumlahnya memang harus terjaga sesuai dengan kebutuhan kita. 


Ketiga, tidak berhutang demi pesta pernikahan. Pesta pernikahan adalah acara syukuran yang terjadi dalam beberapa jam saja, sementara utang dan cicilan bisa berlangsung sangat lama apalagi di masa resesi ekonomi. Berutang dengan mengajukan kredit tanpa agunan (KTA) untuk membayar jasa vendor-vendor mahal bukanlah hal yang tepat! Utang untuk keperluan pernikahan hanya akan menambah tanggungan dan menghabiskan kekayaan bersih yang anda miliki. 


Keempat, menyelenggarakan pesta pernikahan yang sesuai dengan kondisi keuangan anda.bila anda uang 200 juta alangkah baiknya anda menggunakan 30% atau 50% nya saja. Sisanya bisa anda fokuskan untuk bertahan menghadapai resesi ekonomi di tahun 2023 ini.


Baca juga artikel tentang : Cara Mengatur Anggaran Pernikahan, Untuk Mencegah Pengeluaran Yang Berlebih


Kelima, menyelenggarakan pesta pernikahan saat ini tidak sesulit masa pandemi tapi akan terasa berat di anggaran biaya, bagi anda yang biasa hidup di desa bisa menyelenggarakan pesta dengan bantuan keluarga dan tetangga dekat. Istilahnya rewang. Ini akan meminimalisir biaya pernikahan anda.


Bila butuh WO, tentukan tarif Wedding Organizer (WO) maksimal 10% dari total biaya pernikahan. Minimnya permintaan akan jasa WO akan memunculkan potensi diskon jasa layanan yang diberikan. Alokasikan saja dana maksimal 10% dari total biaya pesta pernikahan Anda untuk kebutuhan WO. Pilihlah paket jasa yang ditawarkan WO sesuai dengan kebutuhan, dan jangan lupa untuk meminta referensi WO ke kerabat, saudara, atau rekanan Anda. 


Keenam, lakukan tes makeup. Kebutuhan jasa makeup artist tentu menjadi hal yang sangat vital bagi setiap calon pengantin wanita. Tidak semua orang cocok dengan gaya atau produk yang ditawarkan oleh satu makeup artist, oleh karena itulah mereka kerap menawarkan tes makeup atau makeup trial ke calon pengantin wanita.


Agar Anda tidak merasa mubazir dengan penggunaan makeup mahal di wajah Anda di masa trial, maka jadwalkan saja pemotretan pre wedding setelah sesi makeup trial. Anda pun tidak perlu keluar biaya tambahan lagi saat prewedding berlangsung. 


Baca juga artikel tentang : 10 Tips Memilih MUA Yang Tepat Untuk Hari Pernikahanmu


Ketujuh, hati-hati dengan upacara adat. Dorongan untuk menggunakan upacara adat di pesta pernikahan umumnya muncul dari keluarga, dan demi menghormati keluarga serta adat istiadat tanah kelahiran kita, maka kita memilih untuk menyelenggarakan upacara ini setelah akad. 


Baca juga artikel tentang : Pernikahan Adat Jawa, Dan Arti Di Balik Setiap Ritualnya, Yang Perlu Kita Ketahui


Namun patut diketahui, semakin banyak upacara adat yang diselenggarakan makin besar pula biaya yang dikeluarkan. Tidak menutup kemungkinan, besaran biaya upacara adat hampir atau sama dengan biaya catering yang Anda pilih. Oleh karena itu, diskusikanlah hal ini dengan baik-baik ke pasangan dan keluarga pasangan. 


Baca juga artikel tentang : 5 langkah Dan 15 Pertanyaan Mempersiapkan Katering Di Acara Pernikahan


Kedelapan, hemat biaya hidangan atau catering. Bukan rahasia lagi, catering bisa menjadi porsi pengeluaran terbesar dalam pesta pernikahan. Guna menghemat pengeluaran ini, Anda bisa mengalokasikan maksimal 25% dari total anggaran biaya pernikahan. Rasio umum dalam pemesanan catering adalah 60% untuk buffet dan 40% untuk stall. 


Di masa resesi kali ini undanglah tamu yang benar-benar ingin anda undang. Dengan begitu anda bisa menghemat biaya catering.


Setelah Anda mendapat estimasi kehadiran tamu, lakukan perhitungan sebagai berikut untuk menentukan jumlah porsi catering: Porsi makanan yang di pesan = (Total tamu x 2) x 80% Anggap saja, di masa ini anda ingin mengundang 70 orang tamu. Maka dengan asumsi satu tamu membawa pasangan, maka secara hitungan kasar Anda harus menyediakan katering berjumlah, 70 x 2 = 140 porsi. 


Namun mengingat ini adalah masa resesi, potensi ketidakhadiran tamu pun akan tetap ada. Ketimbang mengeluarkan dana yang terlampau besar, maka kita bisa berharap hanya 80% dari total undangan yang akan hadir. Jika total undangan adalah 140, maka asumsi kehadiran adalah 112 orang. Maka porsi makanan yang Anda dipesan cukup 112 porsi saja. 


Kesembilan, jangan malu untuk meminta "bonus" ke setiap vendor. Jangan hanya meminta diskon ke vendor-vendor terkait, mintalah bonus ke vendor pernikahan yang Anda tuju sebelum menyepakati kerja sama. Sebut saja, bila venue pernikahan Anda adalah hotel, maka mintalah compliment berupa kamar hotel untuk staycation bersama keluarga atau paket bulan madu. Untuk dekorasi, mintalah bonus berupa beberapa pernak-pernik untuk mempercantik pelaminan atau venue, untuk dokumentasi, mintalah bonus cetak foto, dan untuk catering, mintalah ekstra makanan untuk beberapa tamu. 


Itulah tips yang bisa dilakukan saat menggelar pernikahan di masa pandemi. Pada intinya, tidak ada batasan yang ideal mengenai berapa besaran bujet pesta pernikahan, karena semua tergantung dari kemampuan finansial masing-masing. 



0 Komentar